jibaku

0 komentar
Minggu pagi 23 mei di pertigaan Pemda Bogor

Tak biasanya aku berada di tempat itu pagi pagi, ya jelaslah wong aku tinggal di Purwokerto, ngapain pagi-pagi di Bogor. Pagi itu kebetulan lagi ada acara di Bogor jadi sekalian mau ketemu sama temen lama di jalan Pemda.
Aku menunggu sohibku di dekat lampu merah bareng sama tukang ojek yang sedang mangkal. Kira - kira ada enam sampai sepuluh tukang ojek yang sedang nunggu calon penumpang. Rupanya di tempat itu para ojekers tidak memakai sistem giliran, jadi siapa cepat dia dapat penumpang, dengan begitu kondisi jadi semrawut, setiap ada angkot atau bis kota yang datang, ojekers langsung berebut penumpang. Sebenarnya hal ini bahaya juga buat mereka dan orang yang akan turun dari bis maupun angkot. Namun tidak semua ikut menjemput bis atau angkot yang datang, ada yang cuma nunggu penumpangdengan santainya.
Setalah lebih dari setengah jam aku nunggu disitu , jadi bisa ngitung ojekers yang sudah dapat penumpang dan yang belum. Ada beberapa orang ojekrs yang brkali-kali dapat penumpang namun ada juga ojekrs yang belum sekalipun dapat penumpang. Yang berkali-kali dapat penumpang adalah dia yang paling sering menjemput bis dan angkot, dan yang cuma diam dan nunggu belum sekalipun dapat penumpang
So terlepas dari resiko yang cukup besar dan membuat semrawut, keadilan telah nyata ditunjukkan, siapa yang berusaha dia akan mendapatkan sesuai dengan yang dikorbankannya. MAN JADDA WA JADA

fear

0 komentar
Rasa takut telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, ia diciptakan bersama rasa-rasa yang lain
Jadi tidak salah jika seseorang mengalami ketakutan ketika menghadapi sesuatau yang menurutnya mengancam keseimbangan hidupnya. namun rasa takut ini lebih sering membelenggu potensi seseorang. ketika seorang pelajar hendak menempuh ujian, munculah rasa takut tidak lulus, ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal skripsi, munculah rasa takut ditolak oleh dosen,ketika seorang berwirausaha munculah rasa takut gagal. dan rasa takut jika tidak dimanage dengan baik dapat membuat apa yang ditakutkan menjadi kenyataan. So rasa takutini perlu diarahkan hanayke padasang pembuat rasa takut, karena ketakutan itu tidak akan terwujud jika sang khalik tidak mengijinkan hal itu terwujud. dengan mengembalikan semua rasa takut pada yang maha menciptakanan , maka kita dapat berbuat lebih optimal dan menghasilkan double impact, dunia dan akhirat.
 
Copyright 2009 Lintang timur
BloggerTheme by BloggerThemes | Design by 9thsphere